WISATA BUDAYA

Pembuatan Anyaman Pandan

Daun pandan tidak hanya berfungsi menjadi aroma perasa makanan. Unit usaha masyarakat Maitan memanfaatkan daun ini menjadi alas tikar..

pembuatan keripik singkong

Pembuatan camilan ini memanfaatkan sumber daya alam sekitar yakni ketela..

industri pembuatan tempe

Warga memanfaatkan waktu luang untuk mengolah kedelai menjadi makanan..

Kesenian jathilan

Kesenian ini berasal dari provinsi Jawa Tengah. Jatilan biasanya diperagakan oleh kaum pria baik dewasa maupun anak kecil. Para penari...

Keripik bayam

Keripik umumnya terbuat dari ketela, tempe, dan pisang. Kreativitas masyarakat terus muncul, memanfaatkan daun bayam yang tumbuh lebat di pekarangan rumah.

Selasa, 09 Agustus 2011

PEMBUATAN TAS


Selain industri makanan, dusun Tamanan juga memilikin potensi di bidang kerajinan. Salah satu warga disini ada yang membuat kerajinan berupa tas. Tas yang diproduksi bermacam-macam, ada yang berupa tas sekolah, tas pria, dan tas wanita. Model yang dibuat pun bermacam-macam mengikuti permintaan pasar. Pembuat tas ini menggunakan bermacam-macam bahan untuk membuat tas, antara lain kulit imitasi, dan berbagai macam jenis kain.
Hasil kerajinan tas ini biasanya dijual ke pasar terdekat, tetapi terkadang dijualnya sendiri dengan cara memajang hasil produksi tas dirumahnya. Pembeli kerajinan ini umumnya adalah wisatawan dan beberapa warga setempat yang berminat. Pada saat musim tahun ajaran baru, produksi tas meningkat karena permintaan pasar pun meningkat. Pembuat tas ini menjadikan produksi tas sebagai sumber mata pencaharian.
Pembuatan tas ini melalui beberapa tahapan. Pertama adalah memilih dan menentukan model yang akan dibuat. Kemudian tentukan bahan yang cocok untuk model tersebut. Setelah itu buat pola untuk mempermudah pembentukan model. Pola yang sudah terbentuk ditempel pada bahan yang akan dibuat, lalu potong bahan sesuai dengan pola. Untuk menyambungkannya sehingga jadi tas, bagian-bagiannya dijahit. Untuk sentuhan akhir, pembuat tas biasanya menempelkan pernak-pernik agar terlihat lebih menarik.

SAMBATAN


Sambatan biasanya dilakukan ketika salah seorang warga menyelenggarakan sebuah acara atau dalam bahasa jawa dikenal dengan istilah “duwe gawe” seperti membangun rumah atau melangsungkan sebuah walimah seperti pernikahan atau khitanan. Sambatan dilakukan secara bersama-sama, biasanya warga dalam sebuah desa atau dusun mengerjakan pekerjaan mulai dari persiapan sampai acara yang diselenggarakan selesai. Mereka menyiapkan berbagai hal yang berhubungan dengan acara tersebut secara bersama-sama. Karena jika ada salah satu warga tidak hadir dalam acara sambatan ini maka orang tersebut bisa dikucilkan oleh warga.
Ketika salah seorang warga akan melangsungkan acara perrnikahan maka mulai dari H-1 warga sudah memulai kegiatan sambatan tersebut. Bapak-bapak menata lokasi yang akan digunakan untuk acara, sedangkan ibu-ibu menyiapkan konsumsi di dapur. Sambatan berakhir ketika H+1 mereka membereskan segala sesuatunya. Biasanya satu minggu sebelumnya warga sudah diminta oleh tuan rumah untuk rapat pembentukan panitia untuk pembagian tugas ketika sambatan dalam acaranya. Jadi setiap warga sudah melakukan tugas yang sudah dibebankan kepada mereka sesuai rapat yang sudah dilakukan.
Sambatan dilakukan secara bergantian antara satu warga dengan warga yang lain. Jadi ketika ada salah satu warga yang memiliki acara maka secara otomatis semua warga akan membantu berlangsungnya acara tersebut. Mereka siap membantu kesuksesan acara itu sampai selesai. Bahkan, ketika malam hari H ada diantara mereka yang tidak tidur semalam suntuk, hal ini biasanya disebut dengan lek lek an. Untuk menghilangkan rasa kantuk mereka biasanya bermain catur atau kartu.
Sisi baik dari sambatan adalah warga yang melakukan sambatan tidak diberi upah sepeser pun. Yang mendapatkan upah hanya mereka yang ditunjuk oleh tuan rumah untuk mengerjakan sesuatu yang bersifat khusus seperti pencuci piring, pembuat minuman, dan penanak nasi. Mereka hanya bergantian membantu saja satu sama lain. Sistem balas budi sepertinya yang menjadi dasar dalam sambatan ini. Ketika salah seorang sudah dibantu maka dia juga harus gantian membantu warga yang lain ketika memiliki acara.
Sambatan hinggga saat ini masih dilestarikan di kalangan masyarakat dusun Maitan, Tamanan, dan Tanjungan. Tradisi ini dianggap mampu menyatukan keakraban dan persaudaraan antar warga, sehingga mencerminkan sidat-sifat kebersamaan dan menghilangkan sifat-sifat individualisme antar warga.

Sabtu, 06 Agustus 2011

SENI TARI


 Anak-anak di dusun Maitan, Tamanan, dan Tanjungan ini memiliki kegiatan berupa latihan tari. Latihan tari ini dilaksanakan di panggung terbuka yang terdapat di hotel Plataran. Anak-anak dilatih oleh pelatih tari professional yang disediakan hotel Plataran. Latihan tari ini menjadi salah satu kesenian yang disuguhkan kepada wisatawan yang berkunjung ke dusun Maitan, Tamanan, dan Tanjungan.

 
Tari yang diajarkan kepada anak-anak ini merupakan tari tradisional jawa. Pelatihan tari ini sekaligus menjadi salah satu jalan melestarikan budaya Jawa. Selain itu, pertunjukkan tari ini menjadi jalan untuk memperkenalkan budaya Jawa kepada wisatawan domestik maupun asing.

KERAJINAN BESEK




Salah satu kerjainan tangan yang dibuat di dusun Maitan adalah kerajinan besek. Besek adalah keranjang kecil yang terbuat dari bambu. Berbeda dengan tenggok, besek memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dan lebih tipis. Fungsi besek pun berbeda dengan tenggok. Besek biasanya digunakan untuk tempat makanan saat ada hajatan. Selain itu, besek juga sering digunakan sebagai pembungkus oleh-oleh khas kabupaten Magelang.
Membuat kerajinan besek bisa menjadi kegiatan menyenangkan, namun membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam membuatnya. Berikut akan dijelaskan proses pembuatan besek yang ada di dusun Maitan.
1.      Pertama pilih bambu yang masih muda sehingga tidak terlalu keras untuk dipotong dan dianyam.
2.      Bambu diiris menjadi bagian yang tipis atau sering disebut iratan. Lalu, iratan ini diserut agar menjadi halus dan rapi ketika dianyam.
3.      Ambil beberapa helai iratan lalu letakkan berjajajar vertikal, kemudian rapikan.
4.      Sematkan iratan secara horizontal pada jajaran iratan vertikal tadi. Lalukan proses menganyam  ini hingga membentuk pola dasar.
5.      Setelah pola dasar terbentuk, anyaman di anyam ke atas sehingga membentuk pola badan. Pola badan ini akan membentuk kotak.
6.      Setelah ketinggian pola badan dirasa cukup, biasanya antara 10-15 cm, anyaman pola badan ini lalu sampai pada proses penguncian agar anyaman kuat dan tidak mudah lepas.
7.      Agar anyaman besek ini terlihat lebih rapi, sisa iratan bambu dipotong.

 

Kerajinan besek ini merupakan pekerjaan sambilan bagi ibu-ibu dusun Maitan sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang. Bagi wisatawan yang berkunjung ke dusun Maitan, dapat melihat langsung proses pembuatan besek dan boleh juga mencoba membuat kerajinan besek ini.

PEMBUATAN TAHU



Salah satu produksi rumah tangga yang terkenal dari dusun Tamanan adalah pembuatan tahu. Tahu merupakan salah satu makanan tradisional yang terbuat dari kedelai dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Tahu bisa di olah menjadi berbagai macam bentuk olahan seperti tahu goreng, keripik tahu, perkedel tahu, aeka camilan dari tahu, dan berbagai macam sayur tahu. Tahu juga memiliki aneka bentuk yang berbeda-beda, ada yang berbentuk kotak besar, kotak kecil, dan bulat. Berikut ini adalah tahapan pembuatan tahu yang terdapat di dusun Tamanan:



Proses pembuatan tahu:
·         Perendaman
Pada tahapan perendaman ini, kedelai direndam dalam sebuah bak perendam yang dibuat dari semen. Langkah pertama adalah memasukan kedelai ke dalam karung plastik kemudian diikat dan direndam selama kurang lebih 3 ja m (untuk 1 karung berisi 15 kg biji kedelai). Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari jumlah kedelai, intinya kedelai harus terendam semua. Tujuan dari tahapan perendaman ini adalah untuk mempermudah proses penggilingan sehingga dihasilkan bubur kedelai yang kental. Selain itu, perendaman juga dapat membantu mengurangi jumlah zat antigizi (Antitripsin) yang ada pada kedelai. Zat antigizi yang ada dalam kedelai ini dapat mengurangi daya cerna protein pada produk tahu sehingga perlu diturunkan kadarnya.
·         Pencucian kedelai
Proses pencucian merupakan proses lanjutan setelah perendaman. Sebelum dilakukan proses pencucian, kedelai yang di dalam karung dikeluarkan dari bak pencucian, dibuka, dan dimasukan ke dalam ember-ember plastik untuk kemudian dicuci dengan air mengalir. Tujuan dari tahapan pencucian ini adalah membersihkan biji-biji kedelai dari kotoran-kotoran supaya tidak mengganggu proses penggilingan dan agar kotoran-kotoran tidak tercampur ke dalam adonan tahu. Setelah selesai proses pencucian, kedelai ditiriskan dalam saringan bambu berukuran besar.
·         Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling biji kedelai dengan tenaga penggerak dari motor lisrik. Tujuan penggilingan yaitu untuk memperoleh bubur kedelai yang kemudian dimasak sampai mendidih. Saat proses penggilingan sebaiknya dialiri air untuk didapatkan kekentalan bubur yang diinginkan.
·         Perebusan/Pemasakan
Proses perebusan ini dilakukan di sebuah bak berbentuk bundar yang dibuat dari semen yang di bagian bawahnya terdapat pemanas uap. Uap panas berasal dari ketel uap yang ada di bagian belakang lokasi proses pembuatan tahu yang dialirkan melalui pipa besi. Bahan bakar yang digunakan sebagai sumber panas adalah kayu bakar yang diperoleh dari sisa-sisa pembangunan rumah. Tujuan perebusan adalah untuk mendenaturasi protein dari kedelai sehingga protein mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir perebusan ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung panas dan mengentalnya larutan/bubur kedelai. Kapasitas bak perebusan adalah sekitar 7.5 kg kedelai.

·         Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah memisahkan antara ampas atau limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat yang diinginkan. Pada proses penyaringan ini bubur kedelai yang telah mendidih dan sedikit mengental, selanjutnya dialirkan melalui kran yang ada di bagian bawah bak pemanas. Bubur tersebut dialirkan melewati kain saring yang ada diatas bak penampung.
Setelah seluruh bubur yang ada di bak pemanas habis lalu dimulai proses penyaringan. Saat penyaringan dilakukan penambahan air secara terus-menerus dengan cara menuangkan pada bagian tepi saringan agar tidak ada padatan yang tersisa di saringan. Penuangan air diakhiri ketika filtrat yang dihasilkan sudah mencukupi. Kemudian saringan yang berisi ampas diperas sampai benar-benar kering.  Ampas hasil penyaringan disebut ampas yang kering, ampas tersebut dipindahkan ke dalam karung. Ampas tersebut dimanfaatkan untuk makanan ternak ataupun dijual untuk bahan dasar pembuatan tempe gembus/bongkrek.
·         Pengendapan dan Penambahan Asam Cuka
Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan antara whey dengan gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas (whey) dan lapisan bawah (filtrat/endapan tahu). Endapan tersebut terjadi karena adanya koagulasi protein yang disebabkan adanya reaksi antara protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu. Lapisan atas (whey) yang berupa limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi Nata De Soya.
·         Pencetakan dan Pengepresan
Proses pencetakan dan pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu. Cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 70x70cm yang diberi lubang berukuran kecil di sekelilingnya. Lubang tersebut bertujuan untuk memudahkan air keluar saat proses pengepresan. Sebelum proses pencetakan yang harus dilakukan adalah memasang kain saring tipis di permukaan cetakan. Setelah itu, endapan yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan dengan menggunakan alat semacam wajan secara pelan-pelan. Selanjutnya kain saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu yang berukuran hampir sama dengan cetakan di bagian atasnya. Setelah itu, bagian atas cetakan diberi beban untuk membantu mempercepat proses pengepresan tahu. Waktu untuk proses pengepresan ini tidak ditentukan secara tepat, pemilik mitra hanya memperkirakan dan membuka kain saring pada waktu tertentu. Pemilik mempunyai parameter bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan apabila tahu tersebut sudah cukup keras dan tidak hancur bila digoyang.
·         Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari cetakan dengan cara membalik cetakan dan kemudian membuka kain saring yang melapisi tahu. Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam bak yang berisi air agar tahu tidak hancur. Sebelum siap dipasarkan tahu terlebih dahulu dipotong sesuai ukuran. Pemotongan dilakukan di dalam air dan dilakukan secara cepat agar tahu tidak hancur.
Produksi tahu ini merupakan mata pencaharian utama bagi beberapa warga dusun Tamanan. Warga disini dapat menghabiskan dua kwintal kedelai untuk produksi tahu setiap harinya. Proses pembuatan tahu ini dapat menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke dusun Tamanan. Wisatawan yang berkunjung ke industri pembuatan tahu ini dapat membawa pulang tahu sebagai oleh-oleh.

KERANJANG BAMBU



Keranjang bambu atau biasa disebut ‘tenggok’ dari dusun Tanjungan dibuat oleh ibu-ibu setempat. Keranjang ini dibuat dari batang bambu yang diiris tipis kemudian di anyam sehingga membentuk keranjang. Keranjang ini biasanya digunakan untuk membawa makanan dalam jumlah besar. Selain itu, keranjang ini biasanya digunakan oleh penjual sayur di pasar untuk mengangkut barang dagangannya. Kegiatan membuat keranjang bambu ini dijadikan sebagai mata pencaharian bagi sebagian ibu-ibu di dusun Tanjungan. Hasil dari pembuatan keranjang bambu ini cukup mampu membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 

Untuk proses pembuatannya, ratusan bambu pertama dibelah, lalu diiris dan dikikis memanjang, kemudian dirajut membentuk sebuah keranjang. Pembuatannya meghabiskan waktu cukup lama. Pembuatan satu buah keranjang bisa menghabiskan waktu 1-2 jam. Tahapan pembuatan yang paling sulit ada pada alas atau bagian bawah keranjang karena tingkat rajutannya cukup rumit.
Pemilihan bambu pun tidak sembarangan. Bambu harus dipilih dahulu mana yang berkualitas bagus dan mana yang tidak. Untuk tetap menjaga kualiatas itu, bambu tadi harus direndam di air. Jika dibiarkan kering, bambu akan cepat lapuk dan patah.

SEPAK SEKONG (PERMAINAN)


Permainan sepak sekong merupakan salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak di Dusun Maitan. Permainan ini menggunakan sandal-sandal yang dipakai oleh para pemain sepak sepong dengan cara mengumpulkan sandal-sandal sebelah kiri di tengah dengan posisi berdiri. Kemudian sandal-sandal sebelah kanan dipegang oleh masing-masing pemain dan dilemparkan sejauh-jauhnya dari tumpukan sandal yang berada di tengah. Setelah itu, para pemain mengambil sandal yang telah mereka lemparkan dan melemparkan kembali sandal tersebut dengan sasaran tumpukan sandal yang ada di tengah tadi. Permainan akan bertambah seru ketika pelempar terjauh gagal merobohkan tumpukan sandal dan yang lainnya bersembunyi, dan tugas pemain yang kalah untuk mencari pemain lain yang bersembunyi. 

Kesederhanaan permainan ini menjadi permainan yang digemari oleh anak-anak di Dusun Maitan. Permainan tradisional ini dapat dimainkan dimanapun juga dan tidak membutuhkan banyak alat. Para wisatawan yang berkunjung dapat menikmati permainan sepak sekong dengan ikut bermain maupun sekedar melihat anak-anak bermain dan mengambil gambar.

SUMUR SENGGOT



Sumur Senggot yang berada di Dusun Maitan ini memiliki kedalaman sekitar 12 meter dan hanya ada satu ditemukan di Desa Borobudur, yaitu di Dusun Maitan.  Sumur ini merupakan warisan dari zaman dulu yang perlu dilestarikan. Sumur ini berbeda dengan sumur-sumur lainnya yang menggunakan pompa. Selain dari umurnya yang sudah sangat tua, keunikan lainnya ada pada cara pengambilan air di dalam sumur tersebut yang menggunakan bambu. 
Para wisatawan dapat melihat Sumur Senggot tersebut di samping panggung kesenian yang menjadi basecamp dari kelompok sadar wisata. Sumur yang sengaja dilestarikan ini menjadi salah satu kebanggaan Dusun Maitan dalam mempertahankan warisan budaya nenek moyangnya. Sekaligus menjadi gambaran akan kehidupan pada zaman dahulu yang kesehariannya beraktivitas dengan alat-alat yang masih sangat sederhana.

MENUMBUK PADI



Aktivitas menumbuk padi seperti yang ada dalam gambar tersebut dapat Anda temui di Dusun Maitan. Mayoritas penduduk di dusun tersebut memiliki mata pencaharian dalam bidang pertanian, terutama petani padi sehingga akan kita jumpai banyak area persawahan di sana. Setelah panen padi, maka aktivitas mereka selanjutnya adalah mengolah padi-padi tersebut menjadi beras. Seperti yang kita tahu, beras yang akan dimasak menjadi nasi merupakan makanan pokok penduduk di Jawa. 






Menumbuk padi dapat menjadi aktivitas wisata menarik yang dapat Anda coba ketika mengunjungi Dusun Maitan. Alat yang digunakan untuk menumbuk padi masih menggunakan alat tradisional yang disebut lesung. Masih tradisionalnya alat-alat yang digunakan untuk beraktivitas sehari-hari menjadi daya tarik yang unik bagi para wisatawan yang datang. Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk dapat ikut mencobanya.

BOROBUDUR NIRWANA SUNRISE



PUNTHUK SETUMBU 
merupakan salah satu tempat wisata yang digemari oleh para wisatawan. Letaknya yang berada di Desa Borobudur. Tempat ini menarik untuk melihat sunrise di pagi hari. Dari sana kita dapat melihat pemandangan Borobudur dan sekitarnya dari puncak bukit.  Kita dapat menuju tempat wisata tersebut sambil berolahraga di pagi hari dengan berjalan kaki mendaki bukit yang disampingnya terdapat banyak sekali pepohonan. Pemandangan hijau yang dapat kita lihat sembari mendaki menuju Punthuk Setumbu menambah panorama alam yang sejuk dan segar.
Setelah sampai di atas, kita langsung dapat menikmati sunrise yang sangat indah. Selain itu, kita akan menemukan Punthuk Setumbu di tengah area wisata yang menjadi cikal bakal mengapa tempat tersebut diberi nama Punthuk Setumbu, yaitu berupa tumbuhan langka yang hanya bisa tumbuh di tempat itu. Bentuknya yang kecil sekilas memang terlihat biasa tapi keberadaannya yang langka menjadi ketertarikan tersendiri.
Punthuk Setumbu yang dikenal sebagai  Borobudur Nirwana Sunrise ini menjadi daya tarik untuk berwisata yang sayang untuk dilewatkan. Pemandangan di atas bukit yang sangat mempesona sangat cocok dimanfaatkan untuk mengisi liburan bersama keluarga, sahabat, dan teman. Selain itu, dapat juga menjadi tempat aktivitas Anda yang membutuhkan pemandangan sunrise dan pesona Borobudur dari jauh. Tempat wisata ini dapat dengan mudah Anda tuju, karena hanya dengan membayar Rp 10.000,00 di tempat, Anda bisa menikmatinya.

INDUSTRI TEMPE



MURAH DAN BERGIZI  
Kreativitas masyarakat Maitan semakin beragam dengan adanya industry tempe. Warga memanfaatkan waktu luang untuk mengolah kedelai menjadi makanan. Kedelai diseleksi yang masih  baik dan segar. Kedelai yang dipilih kemudian diberi ragi dan dibungkus dengan daun.

Proses selanjutnya tempe diamkan  selama dua malam.  Terakhir, tempe siap dijual, harga jualnya murah, satu bungkus tempe dihargai Rp. 100.  Tempe menjadi lauk favorit karena rasanya yang gurih dan lezat.

PEMBUATAN ANYAMAN PANDAN



AWET DAN WANGI

Daun pandan tidak hanya berfungsi menjadi aroma perasa makanan. Unit usaha masyarakat Maitan memanfaatkan daun ini menjadi alas tikar. Pembuatannya, daun pandan dipilih yang sudah tua. Proses pemilihan selesai kemudian dilanjutkan dengan penjemuran.
Daun pandan yang kering dirajut dengan daun pandan lainnya. Ikatan tali ini cukup menghasilkan susunan yang indah. Anyaman pandan berbeda dengan jenis tikar lainnya, tikar ini lebih awet dan wangi. 

KERIPIK BAYAM



BERGIZI DAN RENYAH
Keripik umumnya terbuat dari ketela, tempe, dan pisang. Kreativitas masyarakat terus muncul, memanfaatkan daun bayam yang tumbuh lebat di pekarangan rumah. Keripik bayam  merupakan unit usaha masyarakat yang berada di Tamanan.
Pengolahan keripik bayam sederhana, bayam dipilih yang masih segar. Selanjutnya, bayam dibersihkan dengan air dan dipilih yang masih muda. Bayam digoreng, sebelum dimasukan dalam wajan bayam terlebih dahulu dicampur dengan adonan terigu. Campuran adonan terigu ini untuk memberi rasa renyah. Bayam digoreng sampai matang dan terakhir siap disajikan. Keripik bayam dapat menjadi penghangat suasana ketika kumpul bersama teman, keluarga, dan kolega.

KERIPIK SINGKONG



CEMILAN RINGAN DAN GURIH

Unit usaha masyarakat Maitan salah satu yakni pembuatan Ceriping. Pembuatan camilan ini memanfaatkan sumber daya alam sekitar yakni ketela. Proses pembuatan cukup mudah, ketela dibersihkan dari kulitnya dan dicuci dengan air. 


Tahap selanjutnya, ketela dipotong menggunakan alat tradisional. Pemilihan penggunaan alat ini untuk menghasilkan ceriping yang tipis dan gurih. Hasil potongan kemudian digoreng hingga matang. Terakhir, ceriping diberi rasa asin secukupnya. Ceriping dapat menjadi buah tangan yang sajikan disaat waktu luang bersama keluarga.

KESENIAN JATILAN




KESENIAN JATILAN

Kuda Jingkrak dari Jawa Tengah

Kesenian ini berasal dari provinsi Jawa Tengah. Jatilan biasanya diperagakan oleh kaum pria baik dewasa maupun anak kecil. Para penari menggunakan replika kuda yang terbuat dari anyaman bambu “ kuda kepang”. Disertai juga iringan musik gamelan, suara ini menambah dinamis gerakan Jatilan seperti “kuda jingkrak”.
Kesenian Jatilan dikategorikan sebagai budaya perlawanan terhadap hegemoni istana sentris (keraton). Koreografi Jatilan lebih enerjik, tata aturan lunak, dan dimainkan oleh rakyat. Berbeda dengan kebudayaan keraton yang cenderung lemah-lembut, tata aturan yang rumit, dan hanya dimainkan oleh bangsawan. Dewasa ini Jatilan menjadi kesenian sarana hiburan yang dapat diakses oleh masyarakat luas.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More